Kamis, 01 Agustus 2013

Punya Usaha, Lalu Resign? Jangan Konyol!

Bismillahirrahmanirrahiim



Assalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh

Sebagai pengusaha yang belum sukses, saya ingin memberikan salah satu informasi dari hasil mengikuti kegiatan workshop kewirausahaan yang diadakan oleh mas Vavai dari Excellent.co.id. Memang tidak bisa saya share semuanya ataupun satu persatu. Tapi ada satu point yang menarik utk nantinya saya share di blog ini. Temanya yaitu benarkah sewaktu kita mulai berwirausaha, kemudian serta merta kita keluar dari tempat kerja?. Baiklah tidak perlu panjang lebar...lets cekidot...

Rutinitas kerja di kantor maupun di pabrik sering kali membuat kita bosan, terlebih jika semakin banyaknya tekanan pekerjaan yang kita hadapi tidak sebanding dengan reward yang kita dapatkan. Hal seperti ini cenderung mendorong seseorang utk memulai berwirausaha. Selain dalam rangka pengembangan lapangan kerja baru, juga lebih menyalurkan idealisme pengusaha itu sendiri atau bahkan sebagiannya sebagai bentuk memuaskan hobby yang ada.

Dari pengalaman yang saya temui di tempat saya bekerja dan dari share pengalaman teman lainnya. Ada karakter pengusaha yang baru memulai usahanya, kemudian dia sukses. Lalu kesuksesannya tersebut segera menyimpulkan dirinya pada keputusan untuk keluar dari tempat kerjanya (resign). Dengan pemahaman agar wirausahanya dapat dikerjakan dengan fokus.

Memang pemahaman seperti itu tidak salah, hanya langkahnya saja yang terkesan terburu-buru. Hal ini seiring dengan tema yang saya bawakan yaitu : "benarkah sewaktu kita mulai berwirausaha, kemudian serta merta kita keluar dari tempat kerja?", Lalu sebaiknya seperti apa sih? Berikut ini adalah share dari mas Vavai terkait kesuksesannya dalam berwirausaha, insyaAllaah saya pun sedang menyesuaikan apa yang beliau bagikan kepada saya dan audien workshop kewirausahaan waktu itu.

1. Perusahaan tempat kita bekerja ialah perusahaan yg stabil, oleh karenanya pastikan wirausaha kita sudah stabil dalam operasional dan aktifitas lainnya.

2. Penghasilan di pekerjaan lama kita sudah berkisar 7jutaan, hendaknya pendapatan usaha kita rata-rata tidak kurang dari 7 jutaan (Insya Allaah lebih).

3. Sewaktu di perusahaan lama, kita tidak perlu susah payah mengurusi biaya pengobatan. Maka ketika kita berwirausaha, jangan lupa asuransi kesehatan benar-benar kita budgetkan.

4. Waktu kerja di perusahaan lama kita habiskan 8 sampai 10 jam sehari. Tentunya kita harus kontrol waktu berwirausaha kita dg tidak banyak menyita waktu atau paling tidak kerja seharian tapi bisa santai 2 harian. :)

Sebenarnya masih banyak, sayangnya saya rada lupa apa lagi bahasannya, mungkin seiring waktu akan saya update (kalau ingat). Adapun ke-empat point di atas memiliki penjelasan alasan kenapa harus seperti itu (dianjurkan seperti itu). Berikut penjelasannya :

1. Point satu memiliki alasan agar kita bisa lebih jauh melangkah dan mengembangkan wirausaha kita, salah satunya ditunjang sementara dari penghasilan dimana kita masih bekerja pada perusahaan. Karena ketidak stabilan wirausaha kita, mampu mempengaruhi iklim berwirausaha itu sendiri. Seperti patah semangat, gagal berwirausaha, kebanjiran project, hilang kendali, reputasi jatuh, dsb.

2. Alasan point kedua, adalah suatu hal yg realistis manakala kita sudah berkeluarga. Hal ini tentunya menghindari kesengsaraan yg di alami anggota keluarga. Seharusnya istri bisa belanja ini dan itu, sekarang harus dibatasi, malah terkadang tidak ada uang belanja. Anak yang seharusnya dapat pendidikan yang bagus, sekarang hanya berpatokan pada kurikulum yang ada di sekolah. Bahkan sudah jarang mendapatkan hadiah dari prestasi belajarnya. Mungkin hal ini bisa di maklumi jika masih bujangan, tapi resiko tentunya tanggung sendiri.

3. Point ketiga adalah point krusial, yang mana hampir sama dengan point pertama, yaitu manakala kita memang terkena musibah ataupun sakit tentunya harus bisa dicover oleh pihak asuransi (tunjangan kesehatan), kalau tidak kita siap-siap menjadi SADIKIN (SAkit DIkit langsung misKIN). Alias biaya hidup kita atau bahkan kas perusahaan akan habis dipakai untuk pembiayaan pengobatan.

4. Point ke-empat ialah point yang masuk keidealisme diri kita. Mungkin waktu kerjalah yang biasanya seseorang cita-citakan dalam memulai wirausaha, yang mana berharap bisa lebih santai ketika sudah bwerwirausaha. Eit, tunggu dulu... berwirausaha tentunya bisa jauh lebih menyita waktu, jika memang kita tidakbisa mengelola project dengan baik. Pastikan ada project yang bisa kita terima dan pastikan pula ada project yang kita arahkan ke tempat lain (bagi-bagi project dengan yanglainnya). Sehingga kita bisa istirahat maksimal, kerja maksimal, bercanda dengan anak dan istri pun maksimal.

Alhamdulillah mungkin baru sekedar itu yang bisa saya share kepada pembaca sekalian. Semoga bermanfaat, dan jika memang ada kesalahan hendaknya segera diberitahukan ke saya, agar segera saya koreksi. Semoa isi tulisan ini hanyalah anjuran saja. Keputusan tentunya diada pada diri pembaca sekalian.


Wassalamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh


Koperindag Tambun Residence, 21 Ramadhan 1434H



Abu Musa Al-Bakasiy

1 komentar:

  1. kalaui untun awal-awal memang sebaiknya jangan resign dulu sampai kita benar-benar mendapatkan keuntungan yang konsisten, kalau memang usahanya semakin maju lebih baik resign daripada keteteran. Saya sih sampai sekarang belum resign dari kerja utama walaupun saya punya bisnis sampingan trading forex di octafx soalnya forexresikonya sangat tinggi

    BalasHapus