Rabu, 24 Juli 2013

Pindah dari Zona Gak Nyaman ke Zona Nyaman

Bismillahirrahmaanirrahiim



Assalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh

Judul yang kontradiktif dengan pernyataan yang seringkali kita dengar dari beberapa pengusaha sukses. Yaitu, “Pindah dari Zona Nyaman ke Zona Tidak Nyaman”. Saya sependapat dengan masksud dari para pengusaha tsb. Tapi setelah saya fikir, sepertinya pernyataan tersebut kurang tepat digunakan jika dibandingkan dengan realita yang ada.

Kenapa bisa begitu? Baiklah saya jelaskan realita judul di atas.

Sebagai seorang pekerja sekaligus pengusaha (belum sukses), saya rasa dan fikirkan pernyataan para pengusaha sukses tersebut kurang tepat digunakan. Bahkan, seharusnya menggunakan pernyataan “Pindah dari Zona Gak Nyaman ke Zona Nyaman”. Saya bekerja di sebuah perusahaan besar ternama di Indonesia dan saya pun buka usaha (belum besar) di Indonesia selama kurang lebih delapan tahun. Tentunya sepamnjang waktu tersebut ada banyak hal yang saya lalui. Dari suka dan duka, susah dan mudah, hambat dan lancer, dsb. Sekali lagi saya lalui dalam kehidupan bekerja di perusahaan, maupun dlm berwirausaha.

Namun, baru saat ini saya mulai memahami ada yang kurang tepat dari pernyataan “Pindah dari Zona Nyaman ke Zona Tidak Nyaman”.  Yang mana selalu ditujukan kepada setiap pegawai untuk dapat memulai berwirausaha dan keluar dari tempat kerjanya selama ini. Hmm, Mungkin sebagian pembaca akan merasa meremehkan tulisan ini, tentu saja itu hak anda dan saya tidak melarangnya. Tapi apakah anda mau jujur menjawab pertanyaan saya di bawah ini, yaitu:

  1. Anda tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta, untuk itu anda harus bangun pagi agar tidak telat masuk kerja. Apakah hal tersebut merupakan Zona Nyaman?
  2. Usaha anda yg gigih untuk sampai tepat waktu di Kantor dan Rumah, sedangkan anda banyak merasakan kemacetan lalu lintas, salip-salip kendaraan, dsb. Apakah itu merupakan Zona Nyaman anda?
  3. Pekerjaan anda baik dan sikap anda normal, otomatis promosi menghampiri. Tapi sudah sunnatullah (hukum alam), ada saja karyawan yang lain iri dengan anda. Dampaknya anda mungkin diintimidasi, difitnah, dicurangi, dsb. Realita itu apa benar Zona Nyaman?
  4. Sudah lulus S1 anda diterima diperusahaan bonafit, tapi ketika masuk kerja ternyata masih banyak senior yang belum naik jabatannya. Bisa jadi anda hanya menunggu para senior naik jabatan, sementara anda harus terus “menikmati” masa junior yang bertahun-tahun tidak jelas kapannya. Hmm, Zona Nyaman kah?
  5. Anak atau istri anda sakit, sebagian lagi mungkin kaitannya dengan orang tua (bagi yang belum menikah). Anda belum dapat cuti, atau cuti anda habis, pilihannya kondite kerja atau mengorbankan keluarga. Benar-benar “Zona Nyaman”???
  6. Masih banyak lagi, silahkan share sesuai pengalaman dan hati nurani anda.

Adapun wirausaha, tentunya tidak seperti itu. Kemudian ada yang bertanya, “Bukankah wirausaha juga ada hambatan dan terkadang bertemu hal-hal yang negative lainnya”. Jawab saya, tentu saja ya. Tapi saya menyukai itu, sebagai motivasi saya untuk lebih bijak dalam berwirausaha dan tentunya usaha keras dari diri sendiri membuahkan suatu yang maksimal, tentunya untuk diri sendiri dan bahkan bisa jadi ke masyarakat luas. Maka apakah hal itu bisa disamakan dengan para pegawai perusahaan, yang mana mereka  bekerja delapan jam sehari seperti robot.

Sekali lagi ini hanya catatan saya dari pengalaman dan perasaan pribadi selama ini. Yang mana saya merasakan berwirausaha lebih menyenangkan ketimbang bekerja diperusahaan. Saya malas, tentunya saya tidak dapat pelanggan. Saya kerja keras tentunya membuka banyak peluang kesuksesan. Saya bisa main sama anak kapan pun, Bercanda dan romantis sama istri kapan pun juga. Orang tua bisa dibaktikan, membantu tetangga dan social lainnya pun tanpa harus berfikir panjang. Simplenya, kehidupan saya tidak ada yang ganggu, secara saya pun tidak pernah berniat mengganggu kehidupan orang lain. Karena itu saya merasakan bahwa hal tersebutlah yang seharusnya menjadi Zona Nyaman kita.

Anda masih bekerja? Maka mulai lah berwirausaha

Anda masih bekerja dan berwirausaha? Persiapkanlah dirimu menuju kebahagiaan

Anda berwirausaha?  Motivasilah pekerja yang lain.

Mulai dari sekarang, yuk kita “Pindah dari Zona Gak Nyaman ke Zona Nyaman”


Wassalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh



Koperindag Tambun Residence, 15 Ramadhan 1434H



Abu  Musa Al-Bakasiy


1 komentar:

  1. kalau mau sukses dalam hidup maka kita harsus mau pindah ke zona yang gak nyaman, keluar dari zona nyaman maka akan membuat mental kita menjadi mental penguasah dan itu baik untuk kemajuan hidup kita, makanya saya memilih keluar dari zona nyaman dengan menjadi trader forex di octafx

    BalasHapus