Rabu, 13 November 2013

Mengendalikan Gadget atau Dikendalikan Gadget?


Bismilllahirrahmaanirrahiim



Assalamu'alaykum wa rahatullahi wa barakatuh




Alhamdulillah saya ada kesempatan menulis kembali, mengingat kemarin laptop sempat rusak dan tablet pun ribet untuk mengetik dalam jumlah banyak. Belakangan ini saya coba memperhatikan kondisi dilingkungan saya sehari-hari, fokusnya di tempat saya bekerja. Kali ini bahasannya umum, dan hanya sekedar mengingatkan. Karena salah satu kewajiban seorang muslim terhadap sesama muslim ialah untuk saling mengingatkan (menasihati) kepada yg Haq (benar) dan dalam kesabaran. Pun tulisan ini tidak dikhususkan kepada pembaca muslim sekalian, bagi yg non muslim silahkan saja. Karena bahasan tentang gadget tentunya bahasan yg melibatkan kita semua.

Fenomena perkembangan teknologi informasi sampai saat ini begitu pesat, hampir tiap bulan perusahaan-perusahaan elektronik mengeluarkan produk baru mereka, terutama produk telekomunikasi. Rincinya mereka mengeluarkan produk Handphone, Smartphone, Tablet, dsb. Terlebih dengan didukungnya bebagai media sosial internet yang gratis, dengan fungsi variatif mulai dari chating, update status, berbagai foto atau video, dsb. Yang pada akhirnya, tingkat konsumsi manusia saat ini terhadap gadget begitu besar, bahkan bisa dikatakan menjadi kebutuhan sehari-hari. Ibarat hidup, "tidak apa-apa jika telat makan, yang penting update status dulu."

Dampak sosial dari ini semua, tentunya ada positif dan negatif. Secara pribadi dampak positif tsb tidak saya pungkiri. Dan saya pribadi pun masih memanfaatkannya. Namun, demikian berawal dari pengalaman pribadi dan merefleksi diri ini, bisa kita bayangkan waktu dan aktifitas kita bisa tersita hanya dengan benda kecil atau yg biasa kita sebut gadget. Mari kita lihat tidak jarang banyak manusia saat ini khusyu (fokus) menggunakan gadgetnya di jalan, kantor, rumah, mall, bus, toilet, maupun kendaraan pribadi. Di sisi lain, tentunya kita harus sadari bahwa ada yg dikorbankan, seperti teman kita, istri, anak, saudara, orang tua, dsb. Dan yang lebih bahya lagi jika terjadi korban jiwa, seperti halnya menggunakan gadget manakala berkendara, sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

Kawan, sungguh saya dulu seperti itu, sebentar-sebentar nunduk liat gadget apakah ada yg update status, sms, posting, dsb. kumpul bareng teman-teman offline pun, saya masih khusyu dg gadget. Alhamdulillah, saat ini saya bisa mengontrol diri untuk tidak seperti itu. Sangat wajar jika kita mengupdate status atau mantau media online sehari sekali. Karena tentunya kita terkait informasi dan pertemanan. Tapi sekali lagi, jangan jadi kebiasaan, sehingga kita tidak bisa meninggalkan kehidupan gadget, walau hanya sehari saja. Membiasakan diri untuk tidak bergadget ria, tentunya akan mudah untuk mengendalikan gadget. Dan pastinya kita sudah benar-benar menjadikan sarana komunikasi itu lebih efektif.

Kawan, ingat pula bahwa banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian kita, komunikasi langsung dengan kita, senyuman atau sedikit marah dengan kita, yang tentunya tidak bisa diwakilkan dengan benda kecil yg disebut gadget ini. Jangan mudah dikendalikan gadget, karena kebiasaan dikendalikan gadget membentuk karakter kita mudah dikendalikan orang lain. Beruntung jika kita dikendalikan orang baik, bagaimana jika ada orang yg berniat jahat.


Tambun, 9 Muharram 1435H


Abu Musa Al Bakasiy